Kamis, 04 Agustus 2011

Anugerah Otak Kanan




Coba anda perhatikan jempol tangan kiri dan tangan anda berada dimanakah? 


Jika “jempol tangan kiri” anda berada paling atas maka selamat anda telah bertipe “otak kanan”

Sebaliknya jika “jempol tangan kanan” anda berada diatas maka maka selamat anda telah bertipe “otak kiri”



Berikut sifat-sifat orang yang dominan otak kiri dan kanan:



Dominan Otak Kiri
Dominan Otak Kanan
Menggunakan logika
Menggunakan perasaan
Berorientasi detail
Berorientasi secara keseluruhan
Melihat fakta
Melihat imajinasi
Kata-kata dan bahasa
Simbol dan gambaran
Hari ini dan masa lalu
Hari ini dan masa depan
Matematika dan ilmu pengetahuan
Filosofi dan religi
Mengetahui
Memahami
Mengetahui
Mempercayai
Mengakui
Mengapresiasi
Mempersepsi urutan/pola
Mempersepsi secara spasial/ruang
Mengetahi nama objek
Mengetahui kegunaan objek
Berdasar pada realita
Berdasar pada fantasi
Menyusun strategi
Berdasar pada apa yang terjadi
Praktis
Terburu-buru/tidak sabar
Bermain aman
Mengambil resiko


“Seseorang yang pernah juara Olympiade Matematika dan Fisika bukan jaminan untuk bisa memiliki pribadi yang unggul dan sukses. Karena mereka hanya mengandalkan otak kiri saja, bukan otak kanan. Pantas, bila bangsa kita kalah dengan bangsa lain. Itu akibat, otak kanan yang tidak terasah.”

Demikian dikatakan Arman Andi Amirullah, Direktorat Pembinaan TK & SD Departemen Pendidikan Nasional Pusat, dalam Seminar Sehari “Mengungkap Rahasia Otak Kanan Anak” di aula Kelurahan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Rabu (19/1/2011) lalu. Pembicara lain dalam seminar ini adalah Dra Dhauharah Bawazir, Psi, M.Pd, praktisi pendidikan yang juga seorang dosen psikologi dan bimbingan konseling Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Menurut Arman, ternyata tidak semua orang tahu perihal kehebatan dan rahasia otak kanan manusia. Uniknya, berbagai macam respon timbul ketika mendengar informasi tentang otak kanan. Ada yang menganggap biasa-biasa saja, ada yang sama sekali tidak pernah mendengar, ada yang tidak percaya bahwa otak kanan terbagi dalam dua bagian dengan fungsinya masing-masing.

Respon lain, ada yang menganggap bahwa otak kanan berfungsi atau aktif secara otomatis, apabila organ tubuh bagian kiri sedang bergerak, bahkan ada anggapan tidak ada pembagian otak kiri, otak kanan, maupun otak tengah. Yang mereka percayai, otak manusia hanya satu.

“Maka pantaslah jika Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lain, Karena tidak tahu kehebatan otak kanannya. Ketika manusia tidak mengetahui rahasia otak kanannya, bisa dipastikan dirinya bukanlah orang  kreatif, kurang peduli, kurang inovasi, kurang kreasi, tidak sungguh-sungguh, dan kurang ikhlas,” ujar Arman.

Otak kanan yang tidak pernah diasah, lanjut Arman, juga bisa mengakibatkan seseorang kehabisan ide, kurang rasa ingin tahunya, kurang disiplin, kurang tanggungjawab, kurang menghargai orang lain, kurang menghargai keindahan, kurang menghargai kekuatan hati, kekuatan cinta dan sebagainya. “Maka apakah kita masih mau menunda-nunda untuk mengaktifkan otak kanan anak-anak bangsa?” kata Arman prihatin.

Islam dan Otak Kanan

Lebih jauh Arman menjelaskan, Islam adalah agama merangsang otak kanan manusia menjadi berfungsi. Betapa tidak, ketika kita mencoba memahami bagaimana pergantian malam dan siang terjadi, seperti dijelaskan dalam Al Qur’an, tentu diperlukan daya imajinasi untuk bisa merasakan kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta, menumbuhkan aneka tumbuhan, dan bagaimana Sang Khaliq menurunkan hujan.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Qs. Ali Imran 190-191).


“Tanpa bantuan imajinasi, kita tidak sanggup melihat dan merasakan langsung tanda-tanda yang dimaksud, dan tidak sanggup memikirkan penciptaan langit dan bumi,” ungkap Arman.

Bahkan dalam hadits Nabi dikatakan: “Sembahlah Tuhan-Mu seakan-akan engkau melihatnya, dan apabila kamu tidak sanggup melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihat kamu.”

Sangat jelas dalam hadits ini, perintah untuk seolah-olah melihat Allah dalam shalat adalah pekerjaan imajinasi atau kemampuan “membayangkan.” Seperti diketahui, ayat-ayat suci Al Quran banyak menggunakan kata perumpamaan: seakan-akan, seperti, yang tentunya membutuhkan daya imajinasi yang kuat. “Tahukah Anda kalau daya imaninasi adalah tanggungjawab otak kanan?” kata Amran.

Hasil Penelitian Mutakhir

Tahukah Anda, bahwa kemampuan otak kanan itu memiliki kapasitas 90% dan otak kiri hanya 10-12%. Hasil penelitian mutakhir di AS menyebutkan, peran logika dalam membuat orang menjadi sukses hanya 4-6%, sedangkan 94-96% adalah tanggungjawab otak kanan yang banyak berhubungan dengan inovasi, kreativitas, naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati dan lain-lain.

Sedangkan tugas otak kiri adalah yang selalu berhubungan dengan angka-angka, bahasa analisa, logika, intelektual, ilmu pengetahuan. Adapun otak kanan bertanggungjawab dalam hal imajinasi, kreativitas, seni, music, inovasi, daya cipta, intuisi, otak bawah sadar, keikhlasan, kebahagiaan, spirit, keuletan, kejujuran, keindahan dan lain-lain. Selain diurusi oleh otak kiri, juga menjadi urusan otak kanan.

Dikatakan Arman, otak kanan, sesungguhnya dapat merekam dengan cepat dan tersimpan selamanya dalam memori otak. Sel-sel darah manusia dapat menjadi cadangan tempat penyimpanan memori manakala memori otak kita penuh. Perlu diketahui, kapasitas kemampuan otak kanan dalam menyimpan memori mencapai 10 pangkat 5 juta kilometer, yang kalau dihitung deretan angka nol di belakangnya adalah sebanding dengan jarak antara bumi dan bulan 14 kali pulang pergi.

Lalu apa pentingnya imajinasi? Lebih jauh, Arman member contoh, Albert Einstein menemukan teori relativitas karena kekuatan imajinasinya. Kemudian sewaktu duduk di bangku sekolah, gurunya mengajari Einstein tentang kekuatan daya imajinasi. Salah satu rahasia kecerdsasan orang Yahudi adakah kekuatan imajinasi.

Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses, bukan karena ilmu finance yang mereka pelajari di Sorbonne Prancis, akan tetapi karena kemampuan daya imajinasi seorang Andrea kreatif meramu perjalanan hidupnya menjadi suatu cerita yang menarik, lalu ditulislah kedalam bentuk Novel Tetralogi Laskar Pelangi—sekarang menjadi novel berkelas dunia karena sudah dialihbahasakan ke dalam berbagai bahasa. Novelnya kemudian difilmkan dan sukses di pasaran.

Salah satu orang yang bisa membiayai untuk berwisata ke luar angkasa adalah pembuat game computer dari Amerika Serikat (AS), keahlian untuk merancang game komputer, tentunya membutuhkan kemampuan imajinasi yang tinggi. 
Bahkan orang terkaya di dunia, Billy Gates, pemilik Microsoft adalah seorang yang drop out dari perguruan tinggi. Tapi jangan ditanya soal tekad dan daya imajinasi yang tinggi, sehingga mampu mendirikan perusahaan Microsoft yang dibangun dengan modal tekad yang kuat.

Bahkan, Matshushitya Konoshuke, pemilik perusahaan elektronik Jepang “Panasonic” adalah mantan penjaga toko sepeda. Termasuk motivator sekaligus penulis buku terkenal Andri Wongso adalah anak dari keluarga miskin di Malang yang tidak tamat sekolah dasar, tapi karena keberaniannya bermimpi (daya imajinasi) akhirnya menjadi bintang film di Hongkong serta membuat kata-kata mutiara yang ditulis di kertas pembatas buku bernama Harvest. Itu artinya, cerdas saja tidak cukup, tapi diperlukan kreativitas dengan selalu mengasah imajinasi, dalam hal ini merangsang otak kanannya.

God Spot

Peneliti “Neuorolog” Michael Persinger di awal tahun 1990-an dan VS. Ramachandran bersama timnya di Universitas California. Barat pernah meneliti, adanya titik Tuhan (God Spot) dalam otak manusia. Ternyata, pusat spiritual yang terpasang ini terletak di antara hubungan-hubungan syaraf dalam cuping-cuping temporal otak. Melalui pengamatan terhadap otak dengan topografi emisi, positron, dan area-area syaraf tersebut akan bersinar manakala subjek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan topic spiritual atau agama.

Menurut ahli syaraf, syaraf ini memiliki gejala yang unik, karena tidak teraliri oleh darah sepanjang hari, namun tidak mati. Syaraf ini butuh darah hanya 2-4 detik saja sebanyak 5 kali sehari. Syaraf ini diyakini sebagai chip atau modem yang ditanam oleh Allah ke dalam otak manusia agar mampu menerima hal-hal yang berhubungan dengan spiritual dan ilmu yang datangnya langsung dari Sang Pencipta melalui ilham.

Sebaliknya, apabila syaraf ini tidak aktif, maka orang tersebut sulit untuk menerima hal-hal yang berbau moral/etika, apalagi spiritual. Mungkin pula syaraf ini yang tidak aktif pada anak kita, sehingga sulit untuk membentuk karakter anak yang pada akhirnya nyaris gagal membangun karakter bangsa ini.

Otak kanan memiliki kemampuan dalam hal rasa empati atau kepedulian yang tinggi. Otak kanan juga memiliki kemampuan berkolaborasi dengan hati, memiliki kemampuan daya kreatif dan seni yang tinggi. Keistimewaan otak kanan juga memiliki gelombang otak bersama gelombang alfa. Gelombang ini yang bisa merasakan keikhlasan, kebahagiaan, ketenangan, kekhusyukan, relaxi, hening, kepuasan, imajinatif dan seterusnya.

Praktisi pendidikan Djauharah Bawazir menambahkan, untuk memfungsikan otak kanan anak, perlu merubah metosde dan paradigma guru dan pendidikan kea rah pembelajaran yang lebih baik dan efesien. “Pendidik harus focus. Setelah merubah paradigma, lalu ditanamkan kesadaran, disiapkan mental berjuang dan pengorbanannya. Ingat, guru itu digugu dan ditiru,” kata Djauharah yang juga Dosen PGTK Bunyan.

Kata Djauharah, ketika paradigma diubah, maka seorang pendidik akan diikuti anak didiknya tanpa paksaan, disegani tapi dicintai, menjadi teladan, mengarahkan, membangun semangat, mengembangkan cita-cita, dan memotivasi. Ketika pola didik dilakukan secara maksimal, maka terbentuklah karakter manusia yang berilmu, bertakwa, ikhlas, santun, tanggungjawab dan sabar.

“Seorang pendidik ketika memberikan hukuman kepada anak didiknya, bukanlah pelampiasan kekesalan, tapi untuk kebaikan anak didiknya. Jangan buat anak susah, ketakutan, dan tertekan di kelas, sehingga menyebabkan anak tidak kreatif. Pendidik yang sukses adalah ketika anak didiknya selalu senang dan bersemangat pergi ke sekolah dan ingin sekali bertemu dengan gurunya,” tandas penulis buku Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu. [Desastian]

Beberapa dekade sebelumnya maka dunia telah di buai dengan kemampuan para pengguna otak kiri (urutan, logis, analitis). Tetapi sekarang, berbanggalah untuk beberapa dekade kedepan jika Anda adalah seorang pengguna otak kanan (non linear, intuitif dan holistik), karena dunia akan senantiasa membutuhkan mereka yang berlatar belakang pengguna mayoritas kemampuan dari otak kanannya.  Bahkan lebih dominan dari pada dekade sebelumnya.

Contohnya, sebuah studi yang luar biasa saat ini menemukan bahwa para jutawan yang sukses adalah karena dirinya sendiri empat kali lebih mungkin untuk menjadi orang yang mengalami Dyslexia (kesulitan bahasa) ketimbang penduduk lainnya. Mengapa demikian? Itu dikarenakan orang-orang yang mengalami dyslexia berjuang dengan pemikiran otak kiri dan penalaran alpabetis, berurutan dan linear sebagai bagian sentralnya. Akan tetapi sama dengan orang buta yang mengembangkan indera pendengaran yang lebih kuat, kesulitan-kesulitan dyslexia dalam suatu wilayah menyebabkan untuk mendapatkan kemampuan yang besar dalam diri orang lain. Seperti yang ditulis Sally Shaywitz, seorang neurosaintis  dan spesialis dalam dyslexia mengatakan; “Orang-orang yang menderita dyslexia berpikir secara berbeda. Mereka mengetahui dengan intuisi dan unggul dalam pemecahan masalah, melihat keseluruhan perspekstif, dan menyederhanakan…. Mereka adalah penghapal yang buruk, namun merupakan pengkhayal yang briliant”

Gambar. Otak dan pembagian fungsinya

Para pengubah permainan seperti Charles Schwab, yang menemukan bisnis diskon, dan Richard Branson, yang menggoncang industri-industri penerbangan dan musik eceran, keduanya mengutip penyakit dyslexiayang mereka alami sebagai rahasia kesuksesannya. Ia mendorongnya untuk melihat keseluruhan perspektif. Karena kesulitan mereka dalam menganalisa hal-hal partikular, mereka menjadi ahli dalam mengenali pola-pola.

Michael Gerber, yang mempelajari para pengusaha dari semua jenis, telah sampai pada sebuah kesimpulan yang sama; “Semua pengusaha yang hebat adalah pemikir-pemikir sistem. Semua yang ingin menjadi pengusaha yang besar perlu belajar tentang begaimana menjadi seorang pemikir sistem….. untuk mengembangkan daya pesona alaminya untuk melihat sesuatu secara keseluruhan”

Kajian-kaijian akademis dan observasi-observasi pertama menunjukkan bahwa pengenalan pola – memahami suatu hubungan diantara pelbagai hubungan- sama-sama pentingnya bagi mereka yang tidak ingin membangun kerajaannya sendiri. Daniel Goleman menulis tentang sebuah penelitian mengenai para eksekutif pada lima belas perusahaan besar; “Hanya kemampuan kognitif yang membedakan para pemain bintang dari pemain biasa: pengenalan pola, pemikiran keseluruhan perspektif yang memungkinkan para pemimpin untuk memilih kecenderungan-kecenderungan yang bermakna dari campuran informasi di sekitarnya dan berpikir secara strategis jauh ke mada depan” Para pemain bintang ini menurut penelitiannya “Kurang bergantung pada penalaran konstekstual yang intuitif yang menjadi ciri khas simponi. Wilayah yang berubah telah mendorong sebagian pekerja otak kiri yang teladan untuk membentuk kembali siapa mereka dan apa yang mereka lakukan”. Satu contoh; Stefani Quane dari Seattle, yang menyebut dirinya sendiri sebagai “Pengacara holistik”, yang memiliki dedikasi untuk mengurus surat wasiat, kredit dan masalah-masalah keluarga dengan memandangnya dalam konteks ketimbang secara terpisah, dan menyelidiki bagaimana masalah-masalah hukum anda berkaitan dengan keseluruhan hidup anda.

Dari penjabaran diatas bagi anda yang merasa dan memiliki kecenderungan sebagai pengguna otak kanan maka janganlah pernah minder dan merasa tidak mempunyai daya tarik, karena sejatinya engkau adalah yang memiliki potensi dan kemampuan yang tidak kalah dengan pengguna otak kiri. bahkan sebenarnya engkau dapat mengalahkan mereka, sebab sebagian para pemimpin besar, para pengusaha sukses, dan orang-orang yang namanya selalu dikenang dalam sejarah umat manusia adalah para pengguna kemampuan otak kanan.

Maka dari itu berbangga dan teruskanlah semangat dalam bentuk usaha dan doa.

1 komentar: